Senin, 10 Mei 2010

Makalah Muhamadiyah

BAB 1

PENDAHULUAN

Sejak awal pendiriannya, tujuan utama Muhammadiyah adalah mendukung pencapaian Islam yang berkemajuan. Semua ini dilakukan sepenuhnya guna lebih membumikan izzul Islam walmuslimun,yaitu untuk memuliakan agama Islam dan seluruh kaum Muslim.

Inti nilai dasar Islam yang digunakan oleh Muhammadiyah dalam merumuskan islam yang memiliki spirit berkemajuan itu adalah tauhid. Signifikansi tauhid ini, seperti dicetuskan para pendiri Muhammadiyah, terlihat dalam 2 bentuk : tersurat dan tersirat. Bentuk tersurat adalah sebagaimana dinyatakan dalam 2 kalimat syahadat. Sedangkan bentuknya yang lebih tersirat adalah sebagaimana dikandung dalam doktrin keimbangan (tawazun) antara konsepsi tajrid atau permunian dan tajdid atau pembahruan yang diusung Muhammadiyah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Dari segi bahasa atau etimologi: Muhammadiyah berasal dari kata bahasa arab “Muhammad” yaitu nabi Rasul Allah yang terakhir. Kemudian mendapatkan ‘Ya’ nisbah” yang artinya menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti “umat Muhammad” atau “pengikut Muhammad” yaitu semua orang yang beragama islam meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir dengan kata lain siapa saja yang mengaku beragama islam yang dibawa Nabi Muhammad, sesungguhnya dia adalah orang Muhammadiyah, tanpa dibatasi oleh adanya perbedaan golongan, bangsa, geografis, etnis dan lain sebagainya. Hal ini berarti bahwa sesungguhnya orang-orang yang ada di Jami’iyah Nahdlatul Ulama, Persis, PUI, A-Irsyad, Al-Khairat, Jamiatul Washliyah dan lain-lain secara arti bahasa juga orang-orang Muhammadiyah, karena mereka itu adalah pengikut ajarang Nabi Muhammad SAW. [1]

Dari segi istilah atau terminology Muhammadiyah adalah gerakan Islam Dakwah Amar Mkruf Nahi Mungkar, yang ditujukan kepada perorangan dan masyarakat. Untuk perorangan yang sudah islam dakwah dan amar makruf nahi mungkar itu sebagai pembaharuan dan yang belum islambersifat serum dan ajakan untuk beragama islam. Sedangkan yang ditujukan pada masyarakt bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Semua itu ditujukan untuk menggerakan masyarakat dalam upaya mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya atau dengan rumusan lain disebut masyarakat adil makmur yang mendapatkan ridho ilahy. [2]

Nama “Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat KH. Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang khotib anom keraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu keraton[3]

Dari rumusan tersebut maka Muhammadiyah merupakan organisasi keagamaan yang bersifat kemasyarakatan dan bukan organisasi politik. Menurut Drs.H.Sutrisno Muhdam, Muhammadiyah bukan organisasi politik dan tidak bergerak dalam kegiatan politik praktis serta tidak berafiliasi pada salah satu kekuatan social politik yang ada. Hal ini menjadikan Muhammadiyah berupaya eksis dan tampaknya telah disepakati serta diyakini, baik oleh pemerintahan maupun masyarakat, sebagai persyarikatan social keagamaan dan bukan organisasi politik. Seperti dikatakan Menteri Agama Dr. Tarmizi Taher ketika membuka sidang Tanwir Muhammadiyah (11 Desember 1993) di Surabaya, bahwa tidak ada orang yang bisa membantah kenyataan Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan sejak awal sejarah, termasuk barisan terdepan dalam usaha dan ikhtiar memajukan bangsa. Muhammadiyah bahkan menjadikan pelopor dalam menggunakan metode-metode modern dalam usaha peningkatan kesejahteraan dan kualitas bangsa. Ketika belakangan ini orang banyak berbicara tentang tidak memadainya lagi dakwah bil lisan dan perlunya dakwah bil hal, maka Muhammadiyah telah menjalankan dakwah bil hal sejak darsawarsa kedua abad ini dengan mendirikan sekolah-sekolah panti penyantun social, rumah-rumah sakit dan sebagainya.

B. Sejarah Kelahiran Muhamadiyah

Muhammadiyah berasaskan islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, yang didirikan oleh KH. Ahamd Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 bertepatan pada 18 Nopember 1912 di kota yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah, karena dengan nama itu berharap atau bertafaul (berpengharapan baik) agar dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad SAW.

Dan dimaksudkan agar semua anggota Muhammadiyah benar-benar menjadi seorang muslim yang penuh pengabdian dan tanggung jawab terhadap agamanya serta merasa bangga dengan keislamanya. Muhammadiyah dapat menjunjung tinggi agama islam semata-mata demi terwujudnya Izzul islam wal muslimin, kejayaan islam sebagai idealita dan kemuliaan hidup umat islam sebagai realita. [4]

Beberapa sebab KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah:

1. Gagasan untuk mendirikan Muhammadiyah timbul dalam hati sanubari KH. Ahmad Dahlan sendiri karena didorong oleh sebuah ayat Al-Qur’an, yakni:

surat Ali Imran Ayat 104 yang berbunyi,

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

2. Sikap sebagian umat islam yang menjauhkan diri ajaran Al-Qur’an dan Hadis, dan lebih mengutamakan keduniawian yang menjatuhkannya ke dalam aktivitas syirik.

3. Belum berhasilnya pendidikan yang menjamin kebahagian di dunia dan di akhirat. Saat awal berdiri Muhammadiyah, banyak pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama yang terbatas pada ilmu agama yang terbatas pada ilmu fiqih, aqidah dan akhlak. Tetapi tidak mengajarkan pengetahuan umum sehingga santri tidak tahu menahu tentang masalah social kemasyarakatan dan pengetahuan alam.

4. Giatnya agama lain, khususnya nasrani, dalam aktivitasnya menyiarkan keimanan mereka kepada masyarakat yang sebenarnya sudah mempunyai keimanan islam.

5. Gerakan penyebaran ajaran nasrani dikenal dengan 3G atau Gold, Glory, Gospel. Semboyan ini populer saat kolonialisme barat merajalela.

Tantangan dan halangan datang dari beragam pihak:

A. Tantangan dari ulama. ada ulama-ulama yang menghalangi gerakan Muhammadiyah dengan mengatasnamakan kerajaan, adat, dan agama. Bahakn di kampung halamanya sendiripun. KH. Ahmad Dahlan tidak dapat tenang menyiarkan gerakan Muhammadiyah dan ajaran islam yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist. Seperti saat KH. Dahlan berusaha meluruskan kiblat masjid agung Yogyakarta yang melenceng dari kiblat yang sesungguhnya.

B. Tantangan dari kaum adat. Masih ada di kalangan masyarakat yang berpegang teguh pada tradisi/adat yang telah turun-temurun dan berabad-abad dilaksanakan yang bertentangan dengan akidah islam. Tidak jarang tentangan itu terwujud aktivitas fisik yang membahayakan nyawa warga Muhammadiyah contoh: binjai, Sumatra di kota ini ada anggota Muhammadiyah yang dibunuh oleh kaum adat, di Bandar sepuluh, painan pesisir Sumatra barat, seluruh cabang Muhammadiyah ditutup dan pimpinannya di usur oknum kaum adat, di Bengkulu, gedung Muhammadiyah dibakar, di jawa golongan adat saat itu masih kuat dengan tradisi selamatan untuk menghormati kerabat yang meninggal. Hal ini berusaha diubah oleh Muhammadiyah.

C. Tantangan dari kaum cendekia, banyak orang yang terpelajar dan cendikia, terutama yang dididik di sekolah belanda, memandang islam sebagai agama kuno, mengekang dan hanya diperuntukkan bagi santri kampungan, udik dan kolot.

C. Dasar amal usaha Muhammadiyah.

Dalam perjalanan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya dimana kesejahteraan, kebaikan, dan kebahagiaan luar merata. Muhammadiyah mendasarkan amal usaha atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam muqadimah Anggaran Dasar yaitu:

a) Hidup manusia harus bersandarkan tahuhid, ibadah, dan taat kepada Allah SWT

b) hidup manusia bermasyarakat

c) mematuhi ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk bahagiaan dunia dan akhirat.

d) Menegakkan dan menjujung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepad Allah dan ihsan kepada manusia.

e) Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.

f) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

D. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah.

Melihat dasar prinsip tersebut diatas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangannya, Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya harus berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah SWT dan asul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.

E. Sifat Muhammadiyah

Mengingat pengertian Muhammadiyah, dasar amal usaha, dan pedoman amal usaha serta perjuangan Muhammadiyah, maka wajib memelihara sifat-sifat pertama yang terjalin dibawah ini:

  1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan .
  2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah.
  3. Lapang dada dan luas pandang juga memegang teguh ajaran agama islam.
  4. Bersifat keberagaman dan kemasyarakatan.
  5. Mengindahkan segala hukum-hukum undang-undang, peraturan, serta dasar filsafat yang sah.
  6. Amal Ma’ruf hani Mungkar dalam lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik.
  7. Aktif dalam perkembangan dengan masyarakat, dengan maksud istilah dan perkembangan sesuai dengan ajaran agama islam.
  8. Kerja sama dalam golongan agama islam maupun juga menyiarkan ajaran islam serta kepentingannya.
  9. Membantu pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah.
  10. Bersifat adil serta koreksi kedalam dan keluar dengan bijak.[5]

F. Organisasi otonom Muhamadiyah.

Muhammadiyah sebagai organisasi mempunyai beberapa organisasi otonom, yaitu:

  1. Aisyiah

Berdiri pada 27 Rajab 1335 / 22 April 1917

Maksud dan tujuan: Menegakkan dan menjunjung tinggi agam islam sehinga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Anggota terdiri dari wanita warga Negara beragama Islam yang menyetujui dan bersedia mendukung maksud dan tujuan Aisyiah.

  1. Pemuda Muhammadiyah

Berdiri pada 25 Dzilhijah 1349 / 2 mei 1932

Maksud dan tujuan: membina dan mnegakkan potensi pemuda islam untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.

  1. Nasiatul Aisyiah (NA)

berdiri pada 27 Dzulhijah 1339/ 16 Mei 1931

maksud dan tujuan: terbentuk pribadi putrid Islam yang berarti bagi agama, bangsa, dan Negara serta menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.

  1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)

Berdiri pada 5 safar 1381 H / 18 Juli 1961

Maksud dan tujuan: terbentuknya pelajar muslim yang berakhlak mulia, cakap pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Pada tahun 1992 IPM berubah menjadi IRM (Ikatan Remaja Muhammadiayah)

  1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Berdiri pada 28 syawal 1384 H / 14 Maret 1964

Maksud dan tujuan: mengusahakan terbentuknya akademisi Islam dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

  1. Tapak Suci Putra Muhammadiyah

Berdiri pada 3 juli 1963

Maksud dan tujuan membentuk pribadi kader Muhammadiyah yang tangguh secara jasmaniah guna amal ma’ruf nahi mungkar.

G. Tokoh-tokoh Muhammadiyah

  1. Ahmad Dahlan
  2. Saleh P. Daulah
  3. Minhadjurrahman Djoyosoegito
  4. Ki Bagus Hadikusuma
  5. Ahmad Sysfi’I Ma’arif
  6. Mas Mansur
  7. Amien Rais
  8. Ahmad Rasyid Sutan Mansur

9. Sirajuddin Syamsuddin[6]

KESIMPULAN

Muhammadiyah berasaskan islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, yang didirikan oleh KH. Ahamd Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 bertepatan pada 18 Nopember 1912 di kota yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah, karena dengan nama itu berharap atau bertafaul (berpengharapan baik) agar dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad SAW.

Beberapa sebab KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah:

1. Gagasan untuk mendirikan Muhammadiyah timbul dalam hati sanubari KH. Ahmad Dahlan sendiri karena didorong oleh sebuah ayat Al-Qur’an, yakni:

surat Ali Imran Ayat 104

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

2. Sikap sebagian umat islam yang menjauhkan diri ajaran Al-Qur’an dan Hadis, dan lebih mengutamakan keduniawian yang menjatuhkannya ke dalam aktivitas syirik.

3. Belum berhasilnya pendidikan yang menjamin kebahagian di dunia dan di akhirat. Saat awal berdiri Muhammadiyah, banyak pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama yang terbatas pada ilmu agama yang terbatas pada ilmu fiqih, aqidah dan akhlak. Tetapi tidak mengajarkan pengetahuan umum sehingga santri tidak tahu menahu tentang masalah social kemasyarakatan dan pengetahuan alam.

4. Giatnya agama lain, khususnya nasrani, dalam aktivitasnya menyiarkan keimanan mereka kepada masyarakat yang sebenarnya sudah mempunyai keimanan islam.

5. Gerakan penyebaran ajaran nasrani dikenal dengan 3G atau Gold, Glory, Gospel. Semboyan ini populer saat kolonialisme barat merajalela.

DAFTAR PUSTAKA

Drs.H.Musthafa Kamal Pasha,B.Ed dan Ahmad Adaby Darban,SU,Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam (dalam perspektif historis dan ideologis),LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1 september2000,

Sidik M.Nasir Harian pelita, Dakwah Dan Peran Positif Amal Usaha Muhammadiyah.5 juli 1995

Prof. Dr.H.Ahmad Syafi’I Ma’arif. Komik Muhammadiyah. Bandung. 1007.

Mustafa Kamal, dkk, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, (Yogyakarta: PT Persatuan, 1990, hal 27.

Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag kajian sejarah sekintas pandang dakwah dan politik Muhammadiyah. Pusat kajian islam FAI UHAMKA Jakarta. 2008

Abdul munir mulkhan. Islam sejati kiau ahmad dahlan & petani Muhammadiyah. Pt serambi Ilmu semesta. 2003.



[1] Drs.H.Musthafa Kamal Pasha,B.Ed dan AhmadAdabyDarban,SU,Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam (dalam perspektif historis dan ideologis),LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1 september2000,hal 70

[2] Sidik M.Nasir Harian pelita, Dakwah Dan Peran Positif Amal Usaha Muhammadiyah.5 juli 1995

[3] Prof. Dr.H.Ahmad Syafi’I Ma’arif. Komik Muhammadiyah. Bandung. 1007. Hal 21.

[4] Mustafa Kamal, dkk, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, (Yogyakarta: PT Persatuan, 1990, hal 27.

[5] Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag kajian sejarah sekintas pandang dakwah dan politik Muhammadiyah. Pusat kajian islam FAI UHAMKA Jakarta. 2008 hal 50

[6] Abdul munir mulkhan. Islam sejati kiau ahmad dahlan & petani Muhammadiyah. Pt serambi Ilmu semesta. 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar